Main Produktif.

20.09.00



Tanggal 3 & 4 Juni kemarin, Acara bertema Wujud Bukti Bakti Himaseka pada Negeri kemarin, merupakan rangkaian acara dari Himpunan Sosial Ekonomi Perikanan di tahun 2017. Kegiatan yang diselenggarakan terdiri dari mengajar di SD Nelayan dan penanaman mangrove di Clungup Mangrove Conservation (CMC). Lebih tepatnya di Desa Tambak Rejo Kec. Sumber Manjing Wetan Kab. Malang.


Beberapa pelajaran yang dapat diambil dalam kegiatan sosial kawasan pesisir adalah saya sendiri dapat merasakan secara nyata bagaimana kondisi anak-anak SD di daerah pesisir. Semangat belajar mereka, keceriaan, dan kebahagiaan mereka bisa merasakan ilmu pengetahuan di sekolah. Kita tahu, tidak semua anak-anak pesisir di Indonesia bisa menempuh pendidikan, seakan-akan pendidikan di Indonesia hanya didapatkan di daerah-daerah yang bisa dilihat oleh kacamata pemerintah saja. Juga dengan penenaman mangrove, jika komponen-komponen pembentuknya terawat dan terjaga, sebuah ekosistem akan seimbang. Mangrove merupakan komponen biotik yang penting untuk ekosistem pantai. Dia dapat menangkal abrasi atau istilahnya menahan air pantai supaya tidak merusak lingkungan. Lalu, mangrove merupakan habitat para ikan untuk berkembang biak. dan masih banyak lagi manfaatnya seperti dibuat tepung, olahan makanan, dsb, paman Google punya banyak referensi.

Menanam mangrove sendiri tidak sembarangan, ada beberapa teknik yang diperlukan agar mampu tumbuh besar dan tidak rusak, seperti apa yang disampaikan Pak Darman Guider kita berikut ini. Mangrove yang digunakan adalah mangrove yang telah berumur 1 tahun, ukurannya berkisar 50-60 cm. Langkah-langkah penanamannya adalah sebagai berikut.

1. Menggali lubang dengan alat ini.



2. Memasukkan mangrove ke dalam lubang tersebut. Polybag yang terdapat pada bibit mangrove diusahakan tidak lepas, karena jika bibit mangrove tidak memiliki polybag, kemungkinan untuk dapat tumbuhnya 50 : 50.

3. Diikat pada bambu kecil sebagai penopang. Simpul yang digunakan adalah simpul seperti yang digunakan oleh pemanjat tebing. Simpulnya terletak di bambu penopang, bukan di batang mangrove, karena agar batang mangrove tetap kuat dan tidak tergores. apabila tergores, lama-kelamaan akan mati.

Perjalanan menuju lokasi pengabdian masyarakat menghabiskan waktu 3 jam-an dengan naik turun bukit dan melewati jalanan yang berliku. Saya dan teman-teman berangkat menggunakan angkot. Perjalanan menuju lokasi cukup melelahkan, apalagi ditambah suasana puasa yang menguras tenaga. Namun dengan niat bermanfaat untuk orang lain, Insya Allah akan dibalas berlipat-lipat ganda. Lokasi berada di Daerah Malang Selatan, alasan memilih daerah tersebut karena sudah terdapat mess milik kampus yang bisa digunakan untuk menginap dan dekat juga dengan kawasan penduduk yang menjadi tujuan kegiatan bakti sosial. Sesampai disana, kita istirahat, lalu berangkat ke SD Nelayan. Kita berbagi ilmu dan pengetahuan yang dikemas dengan permainan, supaya lebih dapat diterima oleh anak-anak. Materi yang disampaikan sederhana tapi penting. Lalu hari itu ditutup dengan buka bersama para panitia. Malam harinya, dadakan kita pergi ke pantai yaitu Pantai Bajul Mati. Disana kita main werewolf, dimana permainan ini sudah lama saya pingin main, tapi belum kesampaian haha. Werewolf ini seru, juga dapat mendekatkan dengan orang-orang yang belum terlalu kita kenal. Lalu kita pulang, tak lupa sebelum subuh kita sahur bareng, kemudian sholat subuh berjamaah, dan lanjut ke CMC yakni tempat konservasi mangrove.
















Terimakasih sudah menyempatkan waktu untuk membaca tulisan saya, ambil baiknya, buang buruknya.

Thanks for reading :)

Ayo menulis, sebelum menulis itu dilarang.

You Might Also Like

0 komentar